ABSTRAK
Rita
Mayani, “
Bahasa Tubuh Sebagai Komunikasi Non Verbal PNS"
Tujuan
Penulisan Makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana bahasa tubuh sebagai
salah satu komunikasi non Verbal dapat terapkan sebagai salah satu komunikasi
yang efektif , terutama bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai aparatur pemerintah. Disamping itu tujuan penulisan
karya tulis ini adalah untuk menambah bahan kajian (literature) bagi para
Widyaiswara terutama yang mengampu mata pelajaran Komunikasi yang efektif pada
Diklat Prajabatan bagi Calon Pegaai Negeri Sipil.
Karya
tulis ini menggunakan sumber data dari kepustakaan, terutama dari buku-buku
karangan para pakar komunikasi, dan dianalisa secara diskriptif untuk mejawab
permasalahan dan tujuan penulisan karya tulis ini.
Dalam Faktanya
Penelitian telah menunjukkan bahwa 80% komunikasi antara manusia dilakukan secara non verbal. Area dari
komunikasi nonverbal yang sangat relevant
dengan komunikasi verbal ialah bahasa tubuh atau kinetic, suara dan artikulasi,pakaian. Bahasa Tubuh merupakan yang
paling penting buat seorang pembicara. Dalam praktek
berkomunikasi, komuniksi non verbal dan komunikasi verbal dilaksanakan secara
terintegrasi
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) sangat ditentukan kemampuanya
dalam berkomunikasi, baik menghadapi pelanggan internal maupun eksternal.
Demikian pula seorang Widyaiswara yang memiliki tugas pokok yaitu mendidik,
mengajar dan melatih aparatur pemerintah, dalam melaksanakan tugas tersebut
peran komunikasi sangat menentukan apakah widyaiswara efektif dalam mewujudkan
tugas tersebut. Maka seyogianyalah setiap aparatur pemerintah memiliki
kemampuan dalam berkomunikasi, baik dalam komunikasi verbal maupun non verbal.
Untuk itu maka aparatur pemerintah dituntut untuk mempelajari dan memahami
komunikasi baik verbal maupun non verbal dan dapat mempraktekkannya dalam
pelaksanaan tugas. Menurut Effendi dan Unung Uhyana (1989) komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian
pesan dari satu pihak kepada pihak lain, agar diantara pihak tersebut memiliki
persepsi yang sama terhadap pesan yang disampaikan . Sementara komunikasi disebut
efektif bila mana antara pihak-pihak yang melaksanakan komunikasi memiliki persepsi
yang sama terhadap pesan yang disampaikan, selanjutnya si penerima pesan
(komunikan) mau melaksanakan pesan tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh penyampai pesan (komunikator). Efektifitas komunikasi dalam faktanya penelitian
telah menunjukkan bahwa 80% komunikasi antara manusia
dilakukan secara non verbal. Banyak interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam masyarakat yang berwujud nonverbal.
Komunikasi nonverbal ialah menyampaikan arti (pesan) yang meliputi ketidakhadiran symbol-simbol suara atau
perwujudan suara.Salah satu komunikasi
non verbal ialah gerakan tubuh atau perilaku kinetic, kelompok ini meliputi isyarat dan gerakan serta
mimic.Cara anda memuntir rambut atau menyentuh
hidung, cara anda melipat tangan atau menyilangkan kaki, mengungkapkan banyak
hal tentang Anda serta orang lain.Apakah
ia menggoda Anda dari seberang ruangan? Jika demikian Anda dapat memberitahu padanya bahwa Anda tertarik dengan
menggerai rambut Anda ke belakang atau
menggoyangkan kaki. Jika ia mengibaskan jaketnya atau membenarkan mansetnya, ia tertarik pada diri Anda.
Di sebuah
wawancara kerja, postur tubuh Anda mengatakan lebih banyak hal tentang Anda
dibandingkan surat lamaran atau resume itu sendiri. Cara Anda duduk, tersenyum, dan menggunakan tangan
mengatakan banyak hal tentang Anda. Apakah anda bersikap terbuka atau menyembunyikan sesuatu.Dengan mengetahui apa arti bahasa
tubuh, anda dapat melihat perasaan seseorang yang sebenarnya, walau pun mereka tidak ingin mengatakannya kepada anda.
‘Bahasa tubuh’ kedengarannya seperti sebuah
kontradiksi. Kita biasanya berbicara melalui
mulut. Namun penelitian makin menemukan
bahwa bahasa tubuh itu benar-benar sebuah bahasa. Mungkin dapat kita bayangkan kata-kata dan kalimat-kalimat yang
terdiri dari gerak isyarat tubuh disengaja
dan ‘tanda-tanda’ dari alam bawah sadar yang tidak disadari. Beberapa diantaranya merupakan
gerakan-gerakan gugup yang cepat, merupakan
tanda-tanda kecil yang hanya dapat ditangkap melalui pengawasan yang cermat. Sebuah gerakan tubuh seperti menjabat tangan seseorang adalah sebuah kata. Sederetan gerakan
tubuh yang berkesinambungan yang sering disebut kelompok, adalah kalimat. Contoh seorang pria yang sedang berhadap-hadapan dengan
wanita, pandangannya lurus kepada wanita.
Tangannya bergerak-gerak mendekati tangan wanita. Tidak ada keraguan dan rahasia dalam kalimat yang ia ucapkan : “Saya suka
kamu, dan saya ingin dekat dengan kamu”.
Bahasa tubuh dapat memberi tekanan atau berlawanan dengan
apa yang sedang kita ucapkan. Jika anda
harus bersikap sopan terhadap seseorang yang tidak anda sukai mungkin anda mengucapkan kata-kata yang benar,
namun tubuh anda memberontak. Mungkin anda menjabat tangan mereka sebentar mungkin, atau mencoba
menghindar dari tatapan
mata. Disini bahasa tubuh berlawanan dengan bahasa ucapan. Anda mengirimkan 2 macam tanda yang
berbeda. Bahasa ucapan mengatakan “saya suka kamu”; bahasa tubuh mengatakan “saya tidak suka
kamu”. Jika si penerima mengerti bahasa tubuh, ia tidak akan terkelabui.Kecuali, jika anda seorang pemakai bahasa tubuh
yang ulung dan mengetahui bagaimana caranya
supaya anda terlihat benar berperasaan positif. Hanya seorang yang ahli sekali dalam bahasa tubuh yang dapat melihat
tanda-tanda yang sangat kecil yang mengungkapkan perasaan anda yang
sesunggguhnya.
Dalam kehidupan anak misalnya,
anak-anak belajar beberapa hal tentang bahasa tubuh pada saat mereka tumbuh dan berkembang.
Pada umur sepuluh tahun, mereka tahu bahwa jika mereka berbohong dan tidak ingin mengaku, mereka harus
mencoba untuk tidak menunduk dan melihat ke
bawah atau tidak menutup bibir dengan tangan mereka. Kita semua memiliki
beberapa pemahaman tentang bahasa tubuh, kecuali jika kita buta emosi. Anda tidak perlu mempunyai ijazah dalam ilmu
psikologi untuk mengetahui bahwa seorang wanita yang memegangi kepalanya dengan
tangannya sedang tidak bergembira.Makin
akrab situasinya, makin banyak kita membuka diri yang sesungguhnya, makin
banyak yang akan diungkapkan melalui bahasa tubuh kita, meskipun sering kali diluar kehendak kita. Kadang, tubuh kita
menceritakan kebenaran yang tidak kita ketahui, dan tidak siap kita
terima.
Sering bahasa tubuh mengisyaratkan tanda-tanda yang sebenarnya tidak
kita inginkan. Mari kita
bayangkan pasangan lain yang sedang makan siang. Jane dan John, mereka
tidak tampak santai. John telah memegang tangan Jane. Kelihatannya ia sedang mencoba menenteramkan
Jane. Namun ia tahu bahwa Jane tidak suka cara menyatakan cinta yang mencolok di depan umum seperti itu. Dan Jane tahu bahwa John mengetahui bahwa ia tidak suka cara seperti itu. Setelah John
memegang tangan Jane itulah, Jane dengan
marah mengatakan : “saya mencintai kamu”, kalimat itu sekarang sering digunakan secara sinis, yaitu jika seseorang merasa
terganggu dan marah.Konteks dan teks dari suatu interaksi biasanya
mudah dijelaskan. Subteks sering tidak jelas dan terkait dengan perasaan yang
berbelit-belit, gerakannya sendiri sangat sederhana,
namun perasaan yang terlibat didalamnya sangat rumit. Dan tak seorangpun
mengucapkan sepatah kata. Karena berbelit-belit inilah maka pemahaman bahasa
tubuh menjadi sangat menarik.Sudah
diterima secara luas bahwa sukses dalam dunia kerja diawal abad 21 terutama dicapai atau melalui orang lain. Jaman
manajer otokratis sudah lama berlalu, dan
secara rata-rata orang dewasa ini jauh lebih percaya diri dan independent dari
pada di jaman dahulu. Bila karyawan tidak suka cara mereka diperlakukan, mereka
pindah kerja. Seorang manajer dengan
bahasa tubuh yang buruk akan membuat karyawan keluar lebih cepat.
Bila anda
sudah cukup lama bekerja, anda mungkin sudah mengetahui bahwa motivasi yang baik dan keterampilan antar pribadi tau
keterampilan manusiawi, demikian nama yang dikenal secara informal dianggap
sama pentingnya dengan kualifikasi yang dibuktikan dengan sertifikat 30 tahun yang lalu. Keterampilan seperti
ini tidak dapat dikuasai tanpa memahami
bahasa tubuh.
Keterampilan
antar pribadi dahulu dianggap sebagai suatu bonus. Tenaga penjualan pernah mengikuti pelatihan mendasar di
bidang ini yang menyangkut mengatasi
penolakan yang secara alami berlawanan. Manajer diajari untuk memahami pentingnya
manajemen sasaran dan mamajemen waktu, tetapi hanya sedikit sekali waktu yang disisihkan untuk membahas mengenai cara orang
bereaksi kalau diberitahu apa yang
harus dilakukan, atau ditegur kalau prestasi mereka berada dibawah harapan.Bahkan bila anda secara alami adalah komunikator
yang baik dan pendengar yang baik,
maka keterampilan anda tidak akan pernah mencapai potensi sepenuhnya kecuali anda
memahami bahasa tubuh. Hasil riset secara konsisten menunjukkan bahwa dalam
pesan apa pun, separuh arti disampaikan lewat kata yang diucapkan; separuh yang
lain dialami dalam bahasa tubuh pembicara. Jadi bila, seperti kita pada umumnya, anda adalah
seorang komunikator, kecil kemungkinan
anda untuk sukses bila anda tidak mempunyai kesadaran mengenai bahasa tubuh. Bila anda menyadari salah satu manfaat
paling besar adalah pengetahuan tentang bahasa tubuh dapat membantu anda untuk memonitor prestasi anda sendiri
dan memperbaikinya. Kita dapat merasa luar biasa terhadap diri kita
sendiri jika menguasai bahasa tubuh karena
bahasa tubuh tidak diajarkan secara rutin di sekolah dan perguruan tinggi.
Walaupun sebenarnya dapat diajarkan dengan cukup mudah.
Anda mungkin berpikir bahwa memahami bahasa tubuh hanyalah akal sehat, tetapi
anda akan keliru bila bahasa lisan rentan untuk disalah artikan, kedaannya
bahkan lebih benar mengenai bahasa yang tidak
diucapkan. Banyak sekali jebakan saat menginterpretasikan
bahasa tubuh, dan beberapa diantaranya dapat amat menyesatkan anda.Kesalahan yang paling banyak terjadi adalah
mencoba membaca bahasa tubuh secara
terisolasi, dan membuat penilaian yang terlalu tergesa-gesa. Misalnya : ada keyakinan yang tersebar luas bahwa bila seseorang
yang tersebar luas mereka pasti berbohong; atau bila lengan atau kaki
seseorang disilangkan, berarti mereka takut atau gelisah. Menginterpretasikan
bahasa tubuh tidak sesederhana itu, dan psikologi amatir seperti ini dapat menimbulkan kebingungan.
Lebih penting
dari semuanya jangan mencoba untuk mempelajari sinyal individual. Sebaiknya amati bahasa tubuh dalam arti scenario, sama yang
seperti kita lakukan dalam pergaulan
sehari-hari, ketika setiap potong bahasa tubuh diuraikan saat berkembang
dalam situasi spesifik maka jarang secara terisolasi.Kesalahan umum lain adalah
gagal untuk memonitor bahasa tubuh dalam suatu periode waktu. untukmengenali sinyal bahasa tubuh, misalnya marah adalah
satu hal, tetapi tidak terlalu banyak
manfaatnya kecuali anda dapat juga menentukan sejauh mana kemarahan itu dan perkembangannya. Salah satu dari
banyak manfaat mempelajari bahasa tubuh adalah meningkatkan kesadaran
anda mengenai diri sendiri dan kesadaran anda
mengenai orang lain. Kedaan itu akan membuat semua perjumpaan anda dengan orang
lain menjadi lebih menarik dan lebih memberikan hasil.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa saja yang termauk bahasa tubuh sebagai komunikasi non verbal ?
2. ”Bagaimana bahasa tubuh sebagai komunikasi
non verbal ”di terapkan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendapatkan informasi bahasa
tubuh sebagai komunikasi non verbal ?
2. Mendapatkan informasi bagaimana bahasa tubuh
sebagai komunikasi non verbal diterapkan ?
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan bacaan kususnya para PNS dalam
mempelajari bahasa tubuh sebagai
komunikasi non verbal
2. Bagi penulis (sebagai Widyaiswara) pengampu
materi komunikasi yang efektif,
bermanfaat dalam mengembangkan materi pembelajaran tentang komunikasi yang
efektif itu sendiri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Bahasa
Tubuh
Menurut David Cohen dalam buku “bahasa tubuh dalam pergaulan” yang menjelaskan tentang bahasa tubuh sebagai bentuk topeng-topeng
mengungkapkan bahwa bahasa tubuh juga menyingkapkan topeng-topeng kita.
Manusia belajar menggunakan topeng sejak kecil dan banyak diantara kita dapat
melakukannya dengan baik. Banyak isayarat-isyarat
nonverbal tantang perasaan bersifat sangat halus dan terjadi hanya sekilas.
Membacanya seperti mencoba menguraikan pola dari selendang yang dipakai seseorang yang sedang lewat. Anda dapat
melakukannya, tapi membutuhkan keahlian dan latihan. Apa yang dapat
menerobos topeng yang kita pakai adalah apa yang disebut oleh para ahli psikologi sebagai “isyarat yang
bocor”, isyarat yang sebenarnya tidak ingin kita berikan namun tidak dapat terkontrol. Mengatur ekspresi wajah sangat
mudah dilakukan. Jika anda tidak ingin tampak sedih, anda dapat
berpura-pura. Lebih sulit mengatur nada suara kita atau gerakan tubuh, mereka ini sering
“bocor”. Pelajari mereka dan anda akan segera tahu banyak tentang apa
yang sedang dipikirkan orang lain. Cara
seseorang berbicara mencerminkan kepribadiannya. Beberapa orang bicaranya keras dan tanpa henti; orang lainnya
sukar dimengerti dan beberapa sangat diam.
David Cohen tidak menyetujui anggapan bahwa orang dengan kepribadian tertentu cenderung memiliki gaya tubuh tertentu yang tidak
akan sama dengan orang lain. Beberapa
penelitian yang baik tentang kepribadian, menunjukkan kontras antara ekstravert, yang ceria, ramah, cepat, tidak teliti, suka
humor, tidak sabar dan memiliki metabolisme
yang tinggi dengan introvert yang
teliti banyak cemas, lamban, dan kurang kemampuan dalam sosialisasi. Kepribadian yang satu tidak lebih baik
dari kepribadian lainnya. Mereka adalah gaya, tapi gaya yang terungkap melalui
bahasa tubuh. Dalam hubungan antar
pribadi, banyak orang merasa berada dibawah tekanan untuk tidak menunjukkan perasaan mereka. Kita
hidup melalui suatu periode perubahan sosial
yang kompleks, membuat banyak dari kita merasa lebih aman bersembunyi dibalik kedok.
Dalam kamus
komunikasi dari Onong U. Effendy bahwa Kinesic
Communication atau komunikasi kial/komunikasi
kinesik adalah komunikasi yang dilakukan dengan gerakan anggota tubuh; salah satu jenis komunikasi nonverbal.
Peter Clayton dalam buku “bahasa tubuh dalam pergaulan
sehari-hari” mengungkapkan
bahwa Apa yang disebut dengan bahasa tubuh ? saya telah mengajukan pertanyaan ini kepada orang yang
tak terhitung banyaknya. Jawaban yang mereka berikan tanpa kecuali sesuatu yang sejalan dengan
komunikasi nonverbalyang menurut hemat saya tidak salah sejauh ini. Akan tetapi, jawaban
itu tidak benar-benar menjelaskan kebenaran alami dari bahasa tubuh. Selama bertahun-tahun saya berusaha
untuk menyingkat pengertian ini menjadi
beberapa kalimat sederhana.
Alo Liliweri dalam buku “komunikasi verbal dan nonverbal” menjelaskan bahwa bahasa tubuh adalah gerakan ;
tubuh yang merupakan sebagian perilaku nonverbal (termasuk yang anda miliki) dapat disampaikan
melalui simbol komunikasi kepada orang lain. Perilaku itu
sangat bergantung dari erat tidaknya hubungan dengan orang lain. Dalam bagian ini akan diuraikan komunikasi nonverbal
“gerak tubuh” atau yang disebut kinesik.
B. Sejarah Singkat Tentang Bahasa Tubuh
Selama berabad-abad,
penulis-penulis besar seperti Shakespeare, telah mengetahui bahwa sikap dan gerakan tubuh mencerminkan suasana hati. Pada
cerita “Malam Kedua-belas”, Malviolo, pelayan
Olivia, membuat dirinya konyol dengan mengenakan
ikat kaos kaki kuning dan bertingkah laku aneh. Tetapi tidak ada penelitian yang
teratur tentang bahasa tubuh sampai tahun 1960-an. Lalu seorang ahli psikologi Amerika Paul Elkman meneliti bagaimana kemampuan
kita membaca pesan-pesan tanpa kata
dari wajah-wajah orang. Seorang ahli psikologi Ingggris Michael Argyle, dari Universitas Oxford, mempelajari bahasa tubuh jenis
lain yaitu gerak isyarat tubuh, sejauh mana
kita menjadi akrab dengan seseorang jika kita menyentuh seseorang dan dimana kita melakukannya. Argyle dan Elkman keduanya
menekankan bahwa bahasa tubuh adalah
sungguh-sungguh sebuah bahasa. Anda tidak
dapat melihat suatu gerakan tubuh secara tersendiri. Anda harus
mempelajari pola yang utuh tentang gerakan tubuh, sikap tubuh, dan nada dari suara untuk dapat mengerti situasi secara
menyeluruh. Sebagaian dari seni
membaca bahasa tubuh adalah menempatkan semua tanda didalam “kelompok”, jadi
seperti menyusun kata-kata menjadi kalimat yang dapat dimengerti.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Bentuk dan tipe umum dari bahasa tubuh
menurut Beliak dan Baker (1981) ada tiga yakni ;
kontak mata, ekspresi wajah, dan gerakan
anggota tubuh. Agar jelasnya diuraikan secara
singkat sebagai berikut :
A. Kontak mata
kontak mata juga mengacu pada
sesuatu yang disebut dengan gaze yang meliputi suatu keadaan penglihatan secara langsung antar orang (selalu pada
wilayah wajah) disaat sedang berbicara. Kontak mata sangat menentukan kebutuhan psikologis dan
membantu kita memantau efek komunikasi antar
pribadi. Melalui kontak mata anda dapat menceritakan kepada orang lain suatu pesan sehingga orang akan
memperhatikan kata demi kata melalui
tatapan. Misalnya pandangan yang sayu, cemas, takut, terharu, dapat mewarnai latar belakang psikologis anda. Jumlah
dan cara-cara penataan mata berbeda dari
seseorang dengan orang yang lainnya, dari budaya yang satu ke budaya lain
Berbagai studi menunjukkan bahwa
orang memandang orang lain disaat percakapan
sekitar 50-60 persen. Bagi pembicara digunakan 40 persen dann bagi pendengar kira-kira 70 persen penglihatan. Pertanyaannnya
kapankah anda suka melihat orang lain ketika
anda sedang berbicara ?. mata anda seolah-olah membuat kontak yang semakin besar/awas seperti waktu berdiskusi, lalu saling
memberikan reaksi dan seterusnya. Kontak
mata sebagai simbol komunikasi nonverbal mempengaruhi perilaku, kepercayaan dalam berkomunikasi. Ingatlah bahwa sejak
kontak mata anda dilakukan, orang langsung dapat
mengukur sejauh mana kemampuan anda dalam melakukan komunikasi. Barbara Westbrook Eakins dan R. Gene Eakins (1978) dalam
Samovar dan Porter (1985) mengemukakan bahwa kaum
pria lebih suka memandang/mencuri pandangan
terhadap wanita adalah pendapat yang keliru. Laporan penelitian yang dikutipnya agak kontradiktif dengan pandangan klasik yang
di anut orang.
Beberapa contoh dibawah ini berkaitan dengan
perilaku kontak mata di pelbagai etnik/bangsa di dunia.
Aparat kepolisisan menggunakan bahasa
tubuh mata pada para supir di jalanan baik
pengemudi motor maupun mobil dapat menjadi sinyal atau pertanda kelengkapan surat-surat yang mereka miliki, jika para pengemudi tidak
memiliki surat-surat yang lengkap maka ada
kecenderungan memiliki pandangan mata yang berbeda ketika bertemu dengan para aparat kepolisisian dalam suatu operasi di
jalan, dan biasanya aparat kepolisisan dapat
melihat perbedaan pandangan mata para pengemudi yang merasa bersalah atau tidak bersalah. Begitu pun kontak mata menjadi
pertanda bagi para penjahat atau orang-orang
yang merasa bersalah dari aspek hukum baik dalam kasus pencurian, perampokan, pembunuhan dan para pelaku kriminal lainnya.
Cenderung memiliki kontak mata yang berbeda
ketika melihat aparat kepolisian. Walau pun kontak mata ini justru dipelajari oleh para pelaku kriminal untuk dapat menguasai
kontak mata secara professional sehinga mampu
bertindak wajar dan tidak mencurigakan baik dihadapan para aparat kepolisian
maupun para calon korban, sehingga aksi kejahatan atau aksi penangkapan aparat dapat mereka lakukan di setiap
kesempatan.
Kesalahan memandang orang lain
dapat berakibat fatal. Ketika seorang wanita Jepang dengan seorang pria Amerika, sang wanita harus menunduk tetapi
sang pria terus memandang dengan penasaran.
Setibanya di asrama mahasiswa (keduanya tinggal bersama di suatu flat mahasiswa), sang pria marah-marah dan mengejek
wanita orang yang tidak bersahabat. Sang wanita
tersinggung dan menangis histeris. Setelah diselidiki ternyata dalam budaya Jepang hanya wanita kurang baik yang boleh
memandang seorang pria di tempat umum, hal demikian tidak terjadi di
Amerika.
Anda pun bisa salah sangka, suatu
waktu anda duduk di alun-alun kota bandung atau
berjalan di pasar senen dikala senja. Banyak wanita berseliweran. Anda mungkin dapat membedakan pandangan wanita P dengan wanita orang baik-baik. Banyak
orang beranggapan : mata merupakan kata
hati!
Bagi seorang widyaiswara dalam melakukan proses
belajar mengajar di kelas, kontak mata perlu dilakukan dengan peserta diklat,
karena kontak mata yang dilakukan antara widyaiswara dengan peserta diklat
dapat dijadikan ukuran apakah diantara kedua pihak terjadi komunikasi yang
efektif atau tidak.Apabila seorang widyaiswara dalam berinteraksi dengan
pendengarnya tidak melakukan kontak mata, berarti widyaiswara tersebut tidak
mengetahui apakah pendengarnya benar memperhatikan pesan yang ia sampaikan,
atau sebaliknya. Karena melalui kontak mata widyaiswara dapat memahami apakah
pendengar punya minat atau tidak terhadap pesan yang disampaikan, bila peserta
diketahui melalui kontak mata tidak lagi memperhatikan apa yang ia sampaikan
tentunya widyaiswara bersangkutan tidak bijaksana meneruskan pembelajaran
sebelum minat dan perhatian peserta diklat itu kembali di munculkan. Sebab
kalau tetap diteruskan pembelajaran maka komunikasi tidak akan efektif
B. Ekspresi wajah
Ekspresi wajah meliputi pengaruh raut
wajah yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara emosional atau bereaksi terhadap suatu pesan. Wajah setiap orang selalu menyatakan hati dan perasaannya. Wajah ibarat
cermin dari pikiran, dan perasaan. Melalui wajah
orang juga bisa membaca makna suatu pesan. Pernyataan wajah menandai masalah
ketika : (1) ekspresi wajah tidak merupakan tanda perasaan (2) ekspresi wajah yang dinyatakan tidak seluruhnya/tidak secara
total merupakan tanda pikiran dan perasaan. Dengan demikian penampilan wajah
sangat tergantung pada orang yang menanggapi
atau menafsirkannya. Ekspresi wajah dari budaya yang lain memandang berbeda.
Ekspresi wajah juga dapat kita lihat
ketika kita memandang seseorang yang dianggap
sebagai orang yang polos/lugu atau dianggap kejam/dingin. hal ini didasari oleh
ada sebuah ekspresi wajah yang nampak pada orang yang
bersangkutan tidak menunjukkan sebuah perubahan
seperti yang dilakukan oleh orang lain ketika mendengar atau
mengetahui suatu peristiwa baik kesedihan maupun kegembiraan, keanehan atau
kelayakan. Bagi seorang widyaiswara ekspresi wajah yang sesuai dengan pesan
yang disampaikan kepada peserta diklat dalam proses belajar mengajar akan lebih
memberikan keyakinan kepada peserta diklat dalam menerima pesan tersebut.
Disamping itu pesan verbal yang diikuti dengan ekspresi wajah akan lebih
menarik (menarik minat) peserta diklat. Sebaliknya pesan verbal yang disampaikan
tidak diikuti dengan ekspresi wajah atau ekspresi wajah tidak sesuai dengan
pesan yang disampaikan maka akan membuat keyakinan dan minat peserta diklat
terhadap pesan yang disampaikan widyaiswara akan menjadi sebaliknya.
C. Gestures
Gestures merupakan bentuk perilaku
nonverbal pada gerakan tangan, bahu, jarijari. Kita sering
menggunakan gerakan anggota tubuh secara sadar maupun tidak sadar untuk menekankan suatu pesan. Ketika anda berkata
: pohon itu tinggi, atau rumahnya dekat;
maka anda pasti menggerakkan tangan untuk menggambarkan deskripsi verbalnya. Pada saat anda mengatakan :
letakkan barang itu! Lihat pada saya! Maka yang bergerak adalah telunjuk yang menunjukkan
arah. Ternyata manusia mempunyai banyak cara dan bervariasi dalam menggerakkan tubuh dan angota
tubuhnya ketika mereka sedang berbicara. Mereka yang cacat bahkan
berkomunikasi hanya dengan tangan saja.
Gestures juga gerakan yang dapat membantu pesan
yang disampaikan menjadi efektif, bagi widyaiswara dalam berkomunikasi dengan
peserta diklat perlu memperhatikan dan menerapkan gestures, dia tidak cukup
hanya menyampaikan pesan verbal saja tanpa diikuti dengan gerakan tangan, bahu
maupun jari, tetapi gerakan yang dilakukan harus sesuai dengan pesan verbal.
Misalnya kalau kita menjelaskan kalimat pohon kelapa itu tinggi, maka tangan
kita kita angkat keatas, demikian sebaliknya untuk menyampaikan pesan
sebaliknya sesuatu yang rendah, maka tangan kita seyogianya kita arahkan
kebawah. Dengan demikian pesan verbal dan pesan non verbalnya sejalan dan ini
dapat meyakinkan dan menarik minat pendengar.
D. Penggunaan Gerakan Tubuh
Mungkin anda juga perlu mengetahui dan mengerti bagaimana
gerak tubuh dipergunakan dalam komunikasi nonverbal. Tanpa diobservasi
sekalipun, ternyata setiap gerakan tubuh
mengkomunikasikan fungsi tertentu. Ekman dan Friesen mengkategorikannya
sebagai emblem, illustrator, affect display, regulator, adaptor.
4.1. Emblem
Emblem merupakan terjemahan pesan
nonverbal yang melukiskan suatu makna bagi suatu
kelompok sosial. Tanda V menunjukkan suatu tanda kekuatan dan kemenangan yang biasanya dipakai dalam kampanye presiden
di Amerika Serikat. Di
Palistina hal itu menjadi symbol perjuangan rakyat Palistina dalam melawan
tentara Israel. Atau di Indonesia dipakai untuk menunjukkan kemenangan Golkar. Emblem harus
dipelajari melalui proses yang mungkin saja
merupakan bentuk lain dari arbitrary, iconic dalam perlambangan saja
4.2. Ilustrator
Ilustrator
merupakan tanda-tanda nonverbal dalam komunikasi. Tanda ini merupakan gerakan anggota tubuh yang
menjelaskan atau menunjukkan contoh sesuatu. Seorang ibu melukiskan bahwa tyani, putrinya yang
sekolah di SMA Negeri di jalan Gotong Royong Bandar Lampung, mempunyai tinggi badan tertentu.
Sang ibu menaik turunkan tangannya dari
permukaan tanah.
4.2.1.
Batons, merupakan suatu gerakan yang menunjukkan suatu
tekanan tertentu pada suatu pesan yang
disampaikan.
4.2.2. Ideographs, adalah gerakan
yang membuat peta atau mengarahkan pikiran. Dengan demikian penampilan
wajah sangat bergantung terhadap orang yang menanggapi atau menafsirkannya.
Ekspresi wajah dari budaya yang satu dengan budaya yang alain memang berbeda.
4.2.3. Deitic Movements, adalah gerakan untuk menunjukan sesuatu.
4.2.4. Apatial Movements, adalah
gerakan yang melukiskan besar atau kecilnya ruangan
4.2.5.
Kinetographs, adalah gerakan yang menggambarkan tindakan fisik
4.2.6. Rhytmic
Movements, adalah gerakan yang menunjukkan suatu irama tertentu
4.2.7. Pictographs,
adalah
gerakan yang menggambarkan sesuatu di udara
4.2.8. Emblematic Movements, adalah
gerakan yang menggambarkan suatu pernyataan verbal tertentu. Batasan antara
setiap bentuk illustrator seperti diuraikan di atas biasanya kurang jelas, hal ini disebabkan karena seseorang tidaklah
selalu menggunakan hanya satu bentuk tetapi beberapa bentuk nonverbal
sekaligus dalam berkomunikasi.
4.3. Adaptor
Adaptor merupakan gerakan anggota
tubuh yang bersifat spesifik. Pada mulanya gerakan ini berfungsi untuk menyebarkan atau membagi ketegangan anggota
tubuh, misalnya meliuk-liukan tubuh, memulas tubuh, menggaruk
kepala, loncatan kaki.Ada beberapa jenis
adaptor yaitu : (a) self adaptor misalnya menggaruk kepala untuk menunjukkan
kebingungan; (b) alter adaptors; geraka nadaptor yang diarahkan kepada orang lain, mengusap-usao kepala orang lain
sebagai tanda kasih sayang; (c) obyek
adaptor; adalah gerakan adaptor yang diarahkan kepada obyek tertentu.
Gerakan
adaptor sebenarnya gerakan seseorang yang menggambarkan perilaku ikonik dan intrinsic yang kadang-kadang secara
sadar dilakukan terhadap dirinya sendiri; kecuali untuk orang lain maka adaptor bertujuan menumbuhkan interaksi
dan komunikasi.
4.4. Regulator
Regulator adalah gerakan yang berfungsi mengarahkan,
mengawasi, mengkoordinasi interaksi dnegan
seksama. Sebagai contoh, kita menggunkan kontak mata sebagai tanda untuk memperhatikan orang lain yang sedang berbicar dan
mendengarkan orang lain.
Regulator merupakan tanda utama yang bersifat interaktif,
bentuknya ikonik dan intrinsic.
4.5. Affect Display
Prilaku affect
display selalu menggambarkan perasaan dan emosi. Wajah merupaka n
media yang paling digunakan untuk menunjukkan reaksi terhadap pesan yang
direspon. Bentuk affect display bersifat intrinsic yang digunaka nuntuk fungsi interaktif dan informative.
Beberapa contoh perilaku gerakan
anggota tubuh dapat terlihat sebagai berikut. Kalau di Amerika atau diEropa
continental anda boleh menggunakan tanda V sebagai lambang kemenangan (Victory)
yang dipopulerkan Winston Churchill maka di Afrika Selatan V tidak boleh anda gunakan. Di Afrika Selatan pun anda diharapkan
tidak memasukkan ibu jari diantara
telunjuk dan jari tengah. Isyarat-isyarat tangan sebaiknya dihindari jika anda bertemu dengan orang argentina ;
di Australia ibu jari yang diacungkan
merupakan sisyarat yang kasar, dala mpertemuan dengan orang asutralia berdirilah tegak dan gunak ntangan secar
asederhana.
Di Austria sebaiknya anda mengjhindari berbicar dengan tangan disaku; sebaiknya
di Belanda anda boleh melambaikan tangan bagi orang yang jauh. Yang tidak boleh dilakukan di Belanda adalah mengunyah permen
karet atau berdiri dengan tangan di saku
tidaklah sopan (tanda sombong dan angkuh).
Di Chili waktu bercakap sambil duduk merupakan terbaik, namun hindari
isyarat tangan karena hanya pelayan restoran yang dipanggil
dengan tangan. Tidak hanya tangan di
kolombia jangan bertelanjang kaki apalagi menaruh kaki di atas meubel dianggap kurang ajar, karena di kolombia orang memanggil
orang lain dengan melembaikan jari-jari tangan atau seluruh tangan dan
telapaknya mengahdap ke bawah. Sama dengan di Afrika Selatan maka di Costarica jangan mengepalkan tangan dengan ibu
jari tersembul diantara telunjuk dan jari tengah. Pada waktu makan kedua tangan
harus ada di atas meja.
Di
Elsavador jangan menunjuk seseorang dengan jari tangan atau mengarahkan kaki
kearah orang lain. Hanya teman akrab yang dipanggil dengan tangan. Di Inggris isyarat berlebihan seperti menepuk punggung atau
merangkul bahu dengan lengan harus dihindari.
Argyle dan mitra kerjanya menyatakan bahwa ketika orang bertemu,
berbicara atau melakukan apa saja secara
bersama-sama, maka tingkah laku ini harus dilihat sebagai “interaksi”. Ini menekankan betapa banyaknya faktor-faktor yang
berbeda yang berperan di dalam hubungan antara orang-orang. Sebuah cara yang
bagus untuk meneliti sebuah interaksi adalah
menganalisis tiga unsur yang ada didalamnya yaitu konteks, teks dan subteks.
Konteks
adalah situasi umum dimana pertemuan atau pertukaran antar manusia tersebut terjadi. Pergi makan siang adalah suatu
peristiwa yang berbeda tergantung dengan
siapa anda pergi makan siang. Makan siang singkat dengan teman sekerja di kantor atau makan siang dengan kekasih atau makan
siang dengan calon kekasih, akan memiliki dinamika yang berbeda.Lain kali anda pergi ke restoran, cobalah gunakan
pengetahuan anda tentang bahasa tubuh
untuk menduga makan siang macam apa yang sedang dialami oleh pasangan di meja sebelah sana. Misalnya,
perhatikan jarak antara mereka. Mungkin salah seorang diantaranya memegang buku catatan atau “alat kerja” lainnya
pada meja makan untuk menunjukkan bahwa mereka kaum professional. Tetapi apakah
mereka bergeser mendekat?.
Teks
adalah kata-kata yang benar-benar diucapkan pada pertemuan. Kata-kata bukanlah segala-galanya. Jika anda hanya diberi catatan
tentang apa yang diucapkan pada setiap
interaksi, itu tidak akan memberikan kepada anda pemahaman yang penuh tentang apa yang terjadi. Bayangkan misalnya sebuah
pasangan sedang makan siang. Catatan dua baris dari percakapan mereka yang anda dapatkan adalah :
Wanita : Saya mencintai kamu.
Pria :
Sungguhkah?
Anda tidak
mengetahui dari catatan tersebut apakah kalimat “Saya mencintai kamu” adalah
pernyataan gairah yang tiba-tiba, kebenaran yang menyenangkan namun tidak mengherankan, atau sebuah sindiran karena wanita
tersebut sedang marah. Kata-katanya sama : artinya berbeda.
Subteks terdiri atas intonasi dan
bahasa tubuh yang digunakan. Yang seharusnya menyampaikan
informasi yang serupa tentang kehangatan dan keintiman dari pertemuan tersebut. Orang tidak hanya tergantung pada
kata-kata untuk mendapatkan sebuah gambaran
tentang interaksi. Nada suara dan isyarat tanpa kata mempunyai lebih dari setengah bukti yang mendasari penilaian mereka
tentang situasi. Jika isyarat tanpa kata berlawanan dengan apa yang diucapkan,
orang akan cemas dan berpikir bahwa mereka mungkin sedang dikelabui.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Dalam Faktanya Penelitian telah
menunjukkan bahwa 80% komunikasi antara manusia
dilakukan secara non verbal. Banyak interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam masyarakat yang berwujud nonverbal.
Komunikasi nonverbal ialah menyampaikan arti (pesan) yang meliputi ketidakhadiran symbol-simbol suara atau
perwujudan suara.Salah satu komunikasi
non verbal ialah gerakan tubuh atau perilaku kinetic, kelompok ini meliputi isyarat dan gerakan serta
mimic.
2.
Dalam prakteknya
komunikasi non verbal dengan komunikasi verbal saling mendukung , komunikasi
verbal perlu didukung dengan bahasa tubuh (komunikasi non verbal) agar pesan yang
disampaikan lebih mudah dipahami dan dimengerti, sehingga proses komunikasi
.Demikian sebaliknya.
3.
Dalam banyak hal bahasa tubuh antara suatu negara dengan negara lain,
maupun atar suku dalam suatu negara bisa berbeda sesuai dengan budaya
masyarakatnya masing-masing
B.
Saran
1.
Kepada Aparatur Pemerintah khususnya para Pegawai
Negeri Sipil (PNS), untuk mempelajari dan memahami komunikasi verbal maupun
komunikasi non verbal , dan dapat menerapkannya dalam praktek pelaksanaan tugas
dan fungsi pelayan masyarakat.
2.
Kepada para widyaiswara yang bertanggung jawab
terhadap proses belajar mengajar dikelas, untuk mewujudkan efektifitas
pembelajaran maka perlu memahami dan
menerapkan komunikasi verbal maupun non verbal secara terintegrasi
DAFTAR PUSTAKA
Blake, Reed H. Haroldsen, Edwin O.
2003, Taksonomi Konsep Komunikasi, Surabaya , Papyrus
Clayton, Peter, 2003, Bahasa Tubuh dalam
Pergaulan Sehari-hari. London , Part of Octopus Publishing Group Ltd.
Cohen, David, 1992, Bahasa Tubuh dalam Pergaulan, London , Sheldon Press,
SPCK. Effendy, Onong U. 1989, Kamus Komunikasi, Bandung , Mandar Maju
Lim Nan Sen, Irwin. 1987, Bahasa Tubuh/Body
Talk, Batam, Inter Aksara
Liliweri, Alo. 1994, Komunikasi
Verbal dan Nonverbal. Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
Mulyana,
Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar