Sabtu, 14 Maret 2015

Bahasa Tubuh Sebagai Komunikasi Non Verbal PNS

ABSTRAK



Rita Mayani, “ Bahasa Tubuh Sebagai Komunikasi Non Verbal PNS"
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana bahasa tubuh sebagai salah satu komunikasi non Verbal dapat terapkan sebagai salah satu komunikasi yang efektif , terutama bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai aparatur pemerintah. Disamping itu tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk menambah bahan kajian (literature) bagi para Widyaiswara terutama yang mengampu mata pelajaran Komunikasi yang efektif pada Diklat Prajabatan bagi Calon Pegaai Negeri Sipil.
Karya tulis ini menggunakan sumber data dari kepustakaan, terutama dari buku-buku karangan para pakar komunikasi, dan dianalisa secara diskriptif untuk mejawab permasalahan dan tujuan penulisan karya tulis ini.

Dalam Faktanya Penelitian telah menunjukkan bahwa 80% komunikasi antara manusia dilakukan secara non verbal. Area dari komunikasi nonverbal yang sangat relevant dengan komunikasi verbal ialah bahasa tubuh atau kinetic, suara dan artikulasi,pakaian. Bahasa Tubuh merupakan yang paling penting buat seorang pembicara. Dalam praktek berkomunikasi, komuniksi non verbal dan komunikasi verbal dilaksanakan secara terintegrasi

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang Masalah
Keberhasilan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) sangat ditentukan kemampuanya dalam berkomunikasi, baik menghadapi pelanggan internal maupun eksternal. Demikian pula seorang Widyaiswara yang memiliki tugas pokok yaitu mendidik, mengajar dan melatih aparatur pemerintah, dalam melaksanakan tugas tersebut peran komunikasi sangat menentukan apakah widyaiswara efektif dalam mewujudkan tugas tersebut. Maka seyogianyalah setiap aparatur pemerintah memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, baik dalam komunikasi verbal maupun non verbal. Untuk itu maka aparatur pemerintah dituntut untuk mempelajari dan memahami komunikasi baik verbal maupun non verbal dan dapat mempraktekkannya dalam pelaksanaan tugas. Menurut Effendi dan Unung Uhyana (1989) komunikasi  dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain, agar diantara pihak tersebut memiliki persepsi yang sama terhadap pesan yang disampaikan . Sementara komunikasi disebut efektif bila mana antara pihak-pihak yang melaksanakan komunikasi memiliki persepsi yang sama terhadap pesan yang disampaikan, selanjutnya si penerima pesan (komunikan) mau melaksanakan pesan tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penyampai pesan (komunikator). Efektifitas komunikasi dalam faktanya penelitian telah menunjukkan bahwa 80% komunikasi antara manusia dilakukan secara non verbal. Banyak interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam masyarakat yang berwujud nonverbal. Komunikasi nonverbal ialah menyampaikan arti (pesan) yang meliputi ketidakhadiran symbol-simbol suara atau perwujudan suara.Salah satu komunikasi non verbal ialah gerakan tubuh atau perilaku kinetic, kelompok ini meliputi isyarat dan gerakan serta mimic.Cara anda memuntir rambut atau menyentuh hidung, cara anda melipat tangan atau menyilangkan kaki, mengungkapkan banyak hal tentang Anda serta orang lain.Apakah ia menggoda Anda dari seberang ruangan? Jika demikian Anda dapat memberitahu padanya bahwa Anda tertarik dengan menggerai rambut Anda ke belakang atau menggoyangkan kaki. Jika ia mengibaskan jaketnya atau membenarkan mansetnya, ia tertarik pada diri Anda.
Di sebuah wawancara kerja, postur tubuh Anda mengatakan lebih banyak hal tentang Anda dibandingkan surat lamaran atau resume itu sendiri. Cara Anda duduk, tersenyum, dan menggunakan tangan mengatakan banyak hal tentang Anda. Apakah anda bersikap terbuka atau menyembunyikan sesuatu.Dengan mengetahui apa arti bahasa tubuh, anda dapat melihat perasaan seseorang yang sebenarnya, walau pun mereka tidak ingin mengatakannya kepada anda. ‘Bahasa tubuh’ kedengarannya seperti sebuah kontradiksi. Kita biasanya berbicara melalui mulut. Namun penelitian makin menemukan bahwa bahasa tubuh itu benar-benar sebuah bahasa. Mungkin dapat kita bayangkan kata-kata dan kalimat-kalimat yang terdiri dari gerak isyarat tubuh disengaja dan ‘tanda-tanda’ dari alam bawah sadar yang tidak disadari. Beberapa diantaranya merupakan gerakan-gerakan gugup yang cepat, merupakan tanda-tanda kecil yang hanya dapat ditangkap melalui pengawasan yang cermat. Sebuah gerakan tubuh seperti menjabat tangan seseorang adalah sebuah kata. Sederetan gerakan tubuh yang berkesinambungan yang sering disebut kelompok, adalah kalimat. Contoh seorang pria yang sedang berhadap-hadapan dengan wanita, pandangannya lurus kepada wanita. Tangannya bergerak-gerak mendekati tangan wanita. Tidak ada keraguan dan rahasia dalam kalimat yang ia ucapkan : “Saya suka kamu, dan saya ingin dekat dengan kamu”.
Bahasa tubuh dapat memberi tekanan atau berlawanan dengan apa yang sedang kita ucapkan. Jika anda harus bersikap sopan terhadap seseorang yang tidak anda sukai mungkin anda mengucapkan kata-kata yang benar, namun tubuh anda memberontak. Mungkin anda menjabat tangan mereka sebentar mungkin, atau mencoba menghindar dari tatapan mata. Disini bahasa tubuh berlawanan dengan bahasa ucapan. Anda mengirimkan 2 macam tanda yang berbeda. Bahasa ucapan mengatakan “saya suka kamu”; bahasa tubuh mengatakan “saya tidak suka kamu”. Jika si penerima mengerti bahasa tubuh, ia tidak akan terkelabui.Kecuali, jika anda seorang pemakai bahasa tubuh yang ulung dan mengetahui bagaimana caranya supaya anda terlihat benar berperasaan positif. Hanya seorang yang ahli sekali dalam bahasa tubuh yang dapat melihat tanda-tanda yang sangat kecil yang mengungkapkan perasaan anda yang sesunggguhnya.
Dalam kehidupan anak misalnya, anak-anak belajar beberapa hal tentang bahasa tubuh pada saat mereka tumbuh dan berkembang. Pada umur sepuluh tahun, mereka tahu bahwa jika mereka berbohong dan tidak ingin mengaku, mereka harus mencoba untuk tidak menunduk dan melihat ke bawah atau tidak menutup bibir dengan tangan mereka. Kita semua memiliki beberapa pemahaman tentang bahasa tubuh, kecuali jika kita buta emosi. Anda tidak perlu mempunyai ijazah dalam ilmu psikologi untuk mengetahui bahwa seorang wanita yang memegangi kepalanya dengan tangannya sedang tidak bergembira.Makin akrab situasinya, makin banyak kita membuka diri yang sesungguhnya, makin banyak yang akan diungkapkan melalui bahasa tubuh kita, meskipun sering kali diluar kehendak kita. Kadang, tubuh kita menceritakan kebenaran yang tidak kita ketahui, dan tidak siap kita terima.
Sering bahasa tubuh mengisyaratkan tanda-tanda yang sebenarnya tidak kita inginkan. Mari kita bayangkan pasangan lain yang sedang makan siang. Jane dan John, mereka tidak tampak santai. John telah memegang tangan Jane. Kelihatannya ia sedang mencoba menenteramkan Jane. Namun ia tahu bahwa Jane tidak suka cara menyatakan cinta yang mencolok di depan umum seperti itu. Dan Jane tahu bahwa John mengetahui bahwa ia tidak suka cara seperti itu. Setelah John memegang tangan Jane itulah, Jane dengan marah mengatakan : “saya mencintai kamu”, kalimat itu sekarang sering digunakan secara sinis, yaitu jika seseorang merasa terganggu dan marah.Konteks dan teks dari suatu interaksi biasanya mudah dijelaskan. Subteks sering tidak jelas dan terkait dengan perasaan yang berbelit-belit, gerakannya sendiri sangat sederhana, namun perasaan yang terlibat didalamnya sangat rumit. Dan tak seorangpun mengucapkan sepatah kata. Karena berbelit-belit inilah maka pemahaman bahasa tubuh menjadi sangat menarik.Sudah diterima secara luas bahwa sukses dalam dunia kerja diawal abad 21 terutama dicapai atau melalui orang lain. Jaman manajer otokratis sudah lama berlalu, dan secara rata-rata orang dewasa ini jauh lebih percaya diri dan independent dari pada di jaman dahulu. Bila karyawan tidak suka cara mereka diperlakukan, mereka pindah kerja. Seorang manajer dengan bahasa tubuh yang buruk akan membuat karyawan keluar lebih cepat.
Bila anda sudah cukup lama bekerja, anda mungkin sudah mengetahui bahwa motivasi yang baik dan keterampilan antar pribadi tau keterampilan manusiawi, demikian nama yang dikenal secara informal dianggap sama pentingnya dengan kualifikasi yang dibuktikan dengan sertifikat 30 tahun yang lalu. Keterampilan seperti ini tidak dapat dikuasai tanpa memahami bahasa tubuh.
Keterampilan antar pribadi dahulu dianggap sebagai suatu bonus. Tenaga penjualan pernah mengikuti pelatihan mendasar di bidang ini yang menyangkut mengatasi penolakan yang secara alami berlawanan. Manajer diajari untuk memahami pentingnya manajemen sasaran dan mamajemen waktu, tetapi hanya sedikit sekali waktu yang disisihkan untuk membahas mengenai cara orang bereaksi kalau diberitahu apa yang harus dilakukan, atau ditegur kalau prestasi mereka berada dibawah harapan.Bahkan bila anda secara alami adalah komunikator yang baik dan pendengar yang baik, maka keterampilan anda tidak akan pernah mencapai potensi sepenuhnya kecuali anda memahami bahasa tubuh. Hasil riset secara konsisten menunjukkan bahwa dalam pesan apa pun, separuh arti disampaikan lewat kata yang diucapkan; separuh yang lain dialami dalam bahasa tubuh pembicara. Jadi bila, seperti kita pada umumnya, anda adalah seorang komunikator, kecil kemungkinan anda untuk sukses bila anda tidak mempunyai kesadaran mengenai bahasa tubuh. Bila anda menyadari salah satu manfaat paling besar adalah pengetahuan tentang bahasa tubuh dapat membantu anda untuk memonitor prestasi anda sendiri dan memperbaikinya. Kita dapat merasa luar biasa terhadap diri kita sendiri jika menguasai bahasa tubuh karena bahasa tubuh tidak diajarkan secara rutin di sekolah dan perguruan tinggi. Walaupun sebenarnya dapat diajarkan dengan cukup mudah.
Anda mungkin berpikir bahwa memahami bahasa tubuh hanyalah akal sehat, tetapi anda akan keliru bila bahasa lisan rentan untuk disalah artikan, kedaannya bahkan lebih benar mengenai bahasa yang tidak diucapkan. Banyak sekali jebakan saat menginterpretasikan bahasa tubuh, dan beberapa diantaranya dapat amat menyesatkan anda.Kesalahan yang paling banyak terjadi adalah mencoba membaca bahasa tubuh secara terisolasi, dan membuat penilaian yang terlalu tergesa-gesa. Misalnya : ada keyakinan yang tersebar luas bahwa bila seseorang yang tersebar luas mereka pasti berbohong; atau bila lengan atau kaki seseorang disilangkan, berarti mereka takut atau gelisah. Menginterpretasikan bahasa tubuh tidak sesederhana itu, dan psikologi amatir seperti ini dapat menimbulkan kebingungan.
Lebih penting dari semuanya jangan mencoba untuk mempelajari sinyal individual. Sebaiknya amati bahasa tubuh dalam arti scenario, sama yang seperti kita lakukan dalam pergaulan sehari-hari, ketika setiap potong bahasa tubuh diuraikan saat berkembang dalam situasi spesifik maka jarang secara terisolasi.Kesalahan umum lain adalah gagal untuk memonitor bahasa tubuh dalam suatu periode waktu. untukmengenali sinyal bahasa tubuh, misalnya marah adalah satu hal, tetapi tidak terlalu banyak manfaatnya kecuali anda dapat juga menentukan sejauh mana kemarahan itu dan perkembangannya. Salah satu dari banyak manfaat mempelajari bahasa tubuh adalah meningkatkan kesadaran anda mengenai diri sendiri dan kesadaran anda mengenai orang lain. Kedaan itu akan membuat semua perjumpaan anda dengan orang lain menjadi lebih menarik dan lebih memberikan hasil.
B.         Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa saja yang termauk bahasa tubuh sebagai komunikasi non verbal ?
2. ”Bagaimana bahasa tubuh sebagai komunikasi non verbal ”di terapkan ?

C.        Tujuan Penulisan
1. Untuk mendapatkan informasi   bahasa tubuh sebagai komunikasi non verbal ?
   
2.  Mendapatkan informasi bagaimana bahasa tubuh sebagai komunikasi non verbal diterapkan ?

D.        Manfaat Penulisan

1.  Sebagai bahan bacaan kususnya para PNS dalam mempelajari bahasa tubuh  sebagai komunikasi non verbal

 2. Bagi penulis (sebagai Widyaiswara) pengampu materi komunikasi yang  efektif, bermanfaat dalam mengembangkan materi pembelajaran tentang komunikasi yang efektif itu sendiri



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.        Konsep Dasar Bahasa Tubuh
Menurut David Cohen dalam buku “bahasa tubuh dalam pergaulan” yang menjelaskan tentang bahasa tubuh sebagai bentuk topeng-topeng mengungkapkan bahwa bahasa tubuh juga menyingkapkan topeng-topeng kita. Manusia belajar menggunakan topeng sejak kecil dan banyak diantara kita dapat melakukannya dengan baik. Banyak isayarat-isyarat nonverbal tantang perasaan bersifat sangat halus dan terjadi hanya sekilas. Membacanya seperti mencoba menguraikan pola dari selendang yang dipakai seseorang yang sedang lewat. Anda dapat melakukannya, tapi membutuhkan keahlian dan latihan. Apa yang dapat menerobos topeng yang kita pakai adalah apa yang disebut oleh para ahli psikologi sebagai “isyarat yang bocor”, isyarat yang sebenarnya tidak ingin kita berikan namun tidak dapat terkontrol. Mengatur ekspresi wajah sangat mudah dilakukan. Jika anda tidak ingin tampak sedih, anda dapat berpura-pura. Lebih sulit mengatur nada suara kita atau gerakan tubuh, mereka ini sering “bocor”. Pelajari mereka dan anda akan segera tahu banyak tentang apa yang sedang dipikirkan orang lain. Cara seseorang berbicara mencerminkan kepribadiannya. Beberapa orang bicaranya keras dan tanpa henti; orang lainnya sukar dimengerti dan beberapa sangat diam. David Cohen tidak menyetujui anggapan bahwa orang dengan kepribadian tertentu cenderung memiliki gaya tubuh tertentu yang tidak akan sama dengan orang lain. Beberapa penelitian yang baik tentang kepribadian, menunjukkan kontras antara ekstravert, yang ceria, ramah, cepat, tidak teliti, suka humor, tidak sabar dan memiliki metabolisme yang tinggi dengan introvert yang teliti banyak cemas, lamban, dan kurang kemampuan dalam sosialisasi. Kepribadian yang satu tidak lebih baik dari kepribadian lainnya. Mereka adalah gaya, tapi gaya yang terungkap melalui bahasa tubuh. Dalam hubungan antar pribadi, banyak orang merasa berada dibawah tekanan untuk tidak menunjukkan perasaan mereka. Kita hidup melalui suatu periode perubahan sosial yang kompleks, membuat banyak dari kita merasa lebih aman bersembunyi dibalik kedok.
Dalam kamus komunikasi dari Onong U. Effendy bahwa Kinesic Communication atau komunikasi kial/komunikasi kinesik adalah komunikasi yang dilakukan dengan gerakan anggota tubuh; salah satu jenis komunikasi nonverbal.
Peter Clayton dalam buku “bahasa tubuh dalam pergaulan sehari-hari” mengungkapkan bahwa Apa yang disebut dengan bahasa tubuh ? saya telah mengajukan pertanyaan ini kepada orang yang tak terhitung banyaknya. Jawaban yang mereka berikan tanpa kecuali sesuatu yang sejalan dengan komunikasi nonverbalyang menurut hemat saya tidak salah sejauh ini. Akan tetapi, jawaban itu tidak benar-benar menjelaskan kebenaran alami dari bahasa tubuh. Selama bertahun-tahun saya berusaha untuk menyingkat pengertian ini menjadi beberapa kalimat sederhana.
Alo Liliweri dalam buku “komunikasi verbal dan nonverbal” menjelaskan bahwa bahasa tubuh adalah gerakan ; tubuh yang merupakan sebagian perilaku nonverbal (termasuk yang anda miliki) dapat disampaikan melalui simbol komunikasi kepada orang lain. Perilaku itu sangat bergantung dari erat tidaknya hubungan dengan orang lain. Dalam bagian ini akan diuraikan komunikasi nonverbal “gerak tubuh” atau yang disebut kinesik.
B.         Sejarah Singkat Tentang Bahasa Tubuh
Selama berabad-abad, penulis-penulis besar seperti Shakespeare, telah mengetahui bahwa sikap dan gerakan tubuh mencerminkan suasana hati. Pada cerita “Malam Kedua-belas”, Malviolo, pelayan Olivia, membuat dirinya konyol dengan mengenakan ikat kaos kaki kuning dan bertingkah laku aneh. Tetapi tidak ada penelitian yang teratur tentang bahasa tubuh sampai tahun 1960-an. Lalu seorang ahli psikologi Amerika Paul Elkman meneliti bagaimana kemampuan kita membaca pesan-pesan tanpa kata dari wajah-wajah orang. Seorang ahli psikologi Ingggris Michael Argyle, dari Universitas Oxford, mempelajari bahasa tubuh jenis lain yaitu gerak isyarat tubuh, sejauh mana kita menjadi akrab dengan seseorang jika kita menyentuh seseorang dan dimana kita melakukannya. Argyle dan Elkman keduanya menekankan bahwa bahasa tubuh adalah sungguh-sungguh sebuah bahasa. Anda tidak dapat melihat suatu gerakan tubuh secara tersendiri. Anda harus mempelajari pola yang utuh tentang gerakan tubuh, sikap tubuh, dan nada dari suara untuk dapat mengerti situasi secara menyeluruh. Sebagaian dari seni membaca bahasa tubuh adalah menempatkan semua tanda didalam “kelompok”, jadi seperti menyusun kata-kata menjadi kalimat yang dapat dimengerti.
BAB III
PEMBAHASAN

Bentuk dan tipe umum dari bahasa tubuh menurut Beliak dan Baker (1981) ada tiga yakni ; kontak mata,  ekspresi wajah, dan gerakan anggota tubuh. Agar jelasnya diuraikan secara singkat sebagai berikut :
A.        Kontak mata
kontak mata juga mengacu pada sesuatu yang disebut dengan gaze yang meliputi suatu keadaan penglihatan secara langsung antar orang (selalu pada wilayah wajah) disaat sedang berbicara. Kontak mata sangat menentukan kebutuhan psikologis dan membantu kita memantau efek komunikasi antar pribadi. Melalui kontak mata anda dapat menceritakan kepada orang lain suatu pesan sehingga orang akan memperhatikan kata demi kata melalui tatapan. Misalnya pandangan yang sayu, cemas, takut, terharu, dapat mewarnai latar belakang psikologis anda. Jumlah dan cara-cara penataan mata berbeda dari seseorang dengan orang yang lainnya, dari budaya yang satu ke budaya lain
Berbagai studi menunjukkan bahwa orang memandang orang lain disaat percakapan sekitar 50-60 persen. Bagi pembicara digunakan 40 persen dann bagi pendengar kira-kira 70 persen penglihatan. Pertanyaannnya kapankah anda suka melihat orang lain ketika anda sedang berbicara ?. mata anda seolah-olah membuat kontak yang semakin besar/awas seperti waktu berdiskusi, lalu saling memberikan reaksi dan seterusnya. Kontak mata sebagai simbol komunikasi nonverbal mempengaruhi perilaku, kepercayaan dalam berkomunikasi. Ingatlah bahwa sejak kontak mata anda dilakukan, orang langsung dapat mengukur sejauh mana kemampuan anda dalam melakukan komunikasi. Barbara Westbrook Eakins dan R. Gene Eakins (1978) dalam Samovar dan Porter (1985) mengemukakan bahwa kaum pria lebih suka memandang/mencuri pandangan terhadap wanita adalah pendapat yang keliru. Laporan penelitian yang dikutipnya agak kontradiktif dengan pandangan klasik yang di anut orang.
Beberapa contoh dibawah ini berkaitan dengan perilaku kontak mata di pelbagai etnik/bangsa di dunia.
Aparat kepolisisan menggunakan bahasa tubuh mata pada para supir di jalanan baik pengemudi motor maupun mobil dapat menjadi sinyal atau pertanda kelengkapan surat-surat yang mereka miliki, jika para pengemudi tidak memiliki surat-surat yang lengkap maka ada kecenderungan memiliki pandangan mata yang berbeda ketika bertemu dengan para aparat kepolisisian dalam suatu operasi di jalan, dan biasanya aparat kepolisisan dapat melihat perbedaan pandangan mata para pengemudi yang merasa bersalah atau tidak bersalah. Begitu pun kontak mata menjadi pertanda bagi para penjahat atau orang-orang yang merasa bersalah dari aspek hukum baik dalam kasus pencurian, perampokan, pembunuhan dan para pelaku kriminal lainnya. Cenderung memiliki kontak mata yang berbeda ketika melihat aparat kepolisian. Walau pun kontak mata ini justru dipelajari oleh para pelaku kriminal untuk dapat menguasai kontak mata secara professional sehinga mampu bertindak wajar dan tidak mencurigakan baik dihadapan para aparat kepolisian maupun para calon korban, sehingga aksi kejahatan atau aksi penangkapan aparat dapat mereka lakukan di setiap kesempatan.
Kesalahan memandang orang lain dapat berakibat fatal. Ketika seorang wanita Jepang dengan seorang pria Amerika, sang wanita harus menunduk tetapi sang pria terus memandang dengan penasaran. Setibanya di asrama mahasiswa (keduanya tinggal bersama di suatu flat mahasiswa), sang pria marah-marah dan mengejek wanita orang yang tidak bersahabat. Sang wanita tersinggung dan menangis histeris. Setelah diselidiki ternyata dalam budaya Jepang hanya wanita kurang baik yang boleh memandang seorang pria di tempat umum, hal demikian tidak terjadi di Amerika.
Anda pun bisa salah sangka, suatu waktu anda duduk di alun-alun kota bandung atau berjalan di pasar senen dikala senja. Banyak wanita berseliweran. Anda mungkin dapat membedakan pandangan wanita P dengan wanita orang baik-baik. Banyak orang beranggapan : mata merupakan kata hati!

Bagi  seorang widyaiswara dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas, kontak mata perlu dilakukan dengan peserta diklat, karena kontak mata yang dilakukan antara widyaiswara dengan peserta diklat dapat dijadikan ukuran apakah diantara kedua pihak terjadi komunikasi yang efektif atau tidak.Apabila seorang widyaiswara dalam berinteraksi dengan pendengarnya tidak melakukan kontak mata, berarti widyaiswara tersebut tidak mengetahui apakah pendengarnya benar memperhatikan pesan yang ia sampaikan, atau sebaliknya. Karena melalui kontak mata widyaiswara dapat memahami apakah pendengar punya minat atau tidak terhadap pesan yang disampaikan, bila peserta diketahui melalui kontak mata tidak lagi memperhatikan apa yang ia sampaikan tentunya widyaiswara bersangkutan tidak bijaksana meneruskan pembelajaran sebelum minat dan perhatian peserta diklat itu kembali di munculkan. Sebab kalau tetap diteruskan pembelajaran maka komunikasi tidak akan efektif

B.        Ekspresi wajah
Ekspresi wajah meliputi pengaruh raut wajah yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara emosional atau bereaksi terhadap suatu pesan. Wajah setiap orang selalu menyatakan hati dan perasaannya. Wajah ibarat cermin dari pikiran, dan perasaan. Melalui wajah orang juga bisa membaca makna suatu pesan. Pernyataan wajah menandai masalah ketika : (1) ekspresi wajah tidak merupakan tanda perasaan (2) ekspresi wajah yang dinyatakan tidak seluruhnya/tidak secara total merupakan tanda pikiran dan perasaan. Dengan demikian penampilan wajah sangat tergantung pada orang yang menanggapi atau menafsirkannya. Ekspresi wajah dari budaya yang lain memandang berbeda.
Ekspresi wajah juga dapat kita lihat ketika kita memandang seseorang yang dianggap sebagai orang yang polos/lugu atau dianggap kejam/dingin. hal ini didasari oleh ada sebuah ekspresi wajah yang nampak pada orang yang bersangkutan tidak menunjukkan sebuah perubahan seperti yang dilakukan oleh orang lain ketika mendengar atau mengetahui suatu peristiwa baik kesedihan maupun kegembiraan, keanehan atau kelayakan. Bagi seorang widyaiswara ekspresi wajah yang sesuai dengan pesan yang disampaikan kepada peserta diklat dalam proses belajar mengajar akan lebih memberikan keyakinan kepada peserta diklat dalam menerima pesan tersebut. Disamping itu pesan verbal yang diikuti dengan ekspresi wajah akan lebih menarik (menarik minat) peserta diklat. Sebaliknya pesan verbal yang disampaikan tidak diikuti dengan ekspresi wajah atau ekspresi wajah tidak sesuai dengan pesan yang disampaikan maka akan membuat keyakinan dan minat peserta diklat terhadap pesan yang disampaikan widyaiswara akan menjadi sebaliknya.

C.        Gestures
Gestures merupakan bentuk perilaku nonverbal pada gerakan tangan, bahu, jari­jari. Kita sering menggunakan gerakan anggota tubuh secara sadar maupun tidak sadar untuk menekankan suatu pesan. Ketika anda berkata : pohon itu tinggi, atau rumahnya dekat; maka anda pasti menggerakkan tangan untuk menggambarkan deskripsi verbalnya. Pada saat anda mengatakan : letakkan barang itu! Lihat pada saya! Maka yang bergerak adalah telunjuk yang menunjukkan arah. Ternyata manusia mempunyai banyak cara dan bervariasi dalam menggerakkan tubuh dan angota tubuhnya ketika mereka sedang berbicara. Mereka yang cacat bahkan berkomunikasi hanya dengan tangan saja.
Gestures juga gerakan yang dapat membantu pesan yang disampaikan menjadi efektif, bagi widyaiswara dalam berkomunikasi dengan peserta diklat perlu memperhatikan dan menerapkan gestures, dia tidak cukup hanya menyampaikan pesan verbal saja tanpa diikuti dengan gerakan tangan, bahu maupun jari, tetapi gerakan yang dilakukan harus sesuai dengan pesan verbal. Misalnya kalau kita menjelaskan kalimat pohon kelapa itu tinggi, maka tangan kita kita angkat keatas, demikian sebaliknya untuk menyampaikan pesan sebaliknya sesuatu yang rendah, maka tangan kita seyogianya kita arahkan kebawah. Dengan demikian pesan verbal dan pesan non verbalnya sejalan dan ini dapat meyakinkan dan menarik minat pendengar.
D.           Penggunaan Gerakan Tubuh
Mungkin anda juga perlu mengetahui dan mengerti bagaimana gerak tubuh dipergunakan dalam komunikasi nonverbal. Tanpa diobservasi sekalipun, ternyata setiap gerakan tubuh mengkomunikasikan fungsi tertentu. Ekman dan Friesen mengkategorikannya sebagai emblem, illustrator, affect display, regulator, adaptor.
4.1. Emblem
Emblem merupakan terjemahan pesan nonverbal yang melukiskan suatu makna bagi suatu kelompok sosial. Tanda V menunjukkan suatu tanda kekuatan dan kemenangan yang biasanya dipakai dalam kampanye presiden di Amerika Serikat. Di Palistina hal itu menjadi symbol perjuangan rakyat Palistina dalam melawan tentara Israel. Atau di Indonesia dipakai untuk menunjukkan kemenangan Golkar. Emblem harus dipelajari melalui proses yang mungkin saja merupakan bentuk lain dari arbitrary, iconic dalam perlambangan saja
4.2. Ilustrator
Ilustrator merupakan tanda-tanda nonverbal dalam komunikasi. Tanda ini merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan contoh sesuatu. Seorang ibu melukiskan bahwa tyani, putrinya yang sekolah di SMA Negeri di jalan Gotong Royong Bandar Lampung, mempunyai tinggi badan tertentu. Sang ibu menaik turunkan tangannya dari permukaan tanah.
Ada 8 bentuk ilustrator yang perlu diperhatikan :
4.2.1.  Batons, merupakan suatu gerakan yang menunjukkan suatu tekanan tertentu pada suatu pesan yang disampaikan.
4.2.2.  Ideographs, adalah gerakan yang membuat peta atau mengarahkan pikiran. Dengan demikian penampilan wajah sangat bergantung terhadap orang yang menanggapi atau menafsirkannya. Ekspresi wajah dari budaya yang satu dengan budaya yang alain memang berbeda.
4.2.3.  Deitic Movements, adalah gerakan untuk menunjukan sesuatu.
4.2.4.  Apatial Movements, adalah gerakan yang melukiskan besar atau kecilnya ruangan
4.2.5.  Kinetographs, adalah gerakan yang menggambarkan tindakan fisik
4.2.6. Rhytmic Movements, adalah gerakan yang menunjukkan suatu irama tertentu
4.2.7. Pictographs, adalah gerakan yang menggambarkan sesuatu di udara
4.2.8. Emblematic Movements, adalah gerakan yang menggambarkan suatu pernyataan verbal tertentu. Batasan antara setiap bentuk illustrator seperti diuraikan di atas biasanya kurang jelas, hal ini disebabkan karena seseorang tidaklah selalu menggunakan hanya satu bentuk tetapi beberapa bentuk nonverbal sekaligus dalam berkomunikasi.
4.3. Adaptor
Adaptor merupakan gerakan anggota tubuh yang bersifat spesifik. Pada mulanya gerakan ini berfungsi untuk menyebarkan atau membagi ketegangan anggota tubuh, misalnya meliuk-liukan tubuh, memulas tubuh, menggaruk kepala, loncatan kaki.Ada beberapa jenis adaptor yaitu : (a) self adaptor misalnya menggaruk kepala untuk menunjukkan kebingungan; (b) alter adaptors; geraka nadaptor yang diarahkan kepada orang lain, mengusap-usao kepala orang lain sebagai tanda kasih sayang; (c) obyek adaptor; adalah gerakan adaptor yang diarahkan kepada obyek tertentu.
Gerakan adaptor sebenarnya gerakan seseorang yang menggambarkan perilaku ikonik dan intrinsic yang kadang-kadang secara sadar dilakukan terhadap dirinya sendiri; kecuali untuk orang lain maka adaptor bertujuan menumbuhkan interaksi dan komunikasi.
4.4. Regulator
Regulator adalah gerakan yang berfungsi mengarahkan, mengawasi, mengkoordinasi interaksi dnegan seksama. Sebagai contoh, kita menggunkan kontak mata sebagai tanda untuk memperhatikan orang lain yang sedang berbicar dan mendengarkan orang lain.
Regulator merupakan tanda utama yang bersifat interaktif, bentuknya ikonik dan intrinsic.
4.5. Affect Display
Prilaku affect display selalu menggambarkan perasaan dan emosi. Wajah merupaka n media yang paling digunakan untuk menunjukkan reaksi terhadap pesan yang direspon. Bentuk affect display bersifat intrinsic yang digunaka nuntuk fungsi interaktif dan informative.
Beberapa contoh perilaku gerakan anggota tubuh dapat terlihat sebagai berikut. Kalau di Amerika atau diEropa continental anda boleh menggunakan tanda V sebagai lambang kemenangan (Victory) yang dipopulerkan Winston Churchill maka di Afrika Selatan V tidak boleh anda gunakan. Di Afrika Selatan pun anda diharapkan tidak memasukkan ibu jari diantara telunjuk dan jari tengah. Isyarat-isyarat tangan sebaiknya dihindari jika anda bertemu dengan orang argentina; di Australia ibu jari yang diacungkan merupakan sisyarat yang kasar, dala mpertemuan dengan orang asutralia berdirilah tegak dan gunak ntangan secar asederhana.
Di Austria sebaiknya anda mengjhindari berbicar dengan tangan disaku; sebaiknya di Belanda anda boleh melambaikan tangan bagi orang yang jauh. Yang tidak boleh dilakukan di Belanda adalah mengunyah permen karet atau berdiri dengan tangan di saku tidaklah sopan (tanda sombong dan angkuh).
Di Chili waktu bercakap sambil duduk merupakan terbaik, namun hindari isyarat tangan karena hanya pelayan restoran yang dipanggil dengan tangan. Tidak hanya tangan di kolombia jangan bertelanjang kaki apalagi menaruh kaki di atas meubel dianggap kurang ajar, karena di kolombia orang memanggil orang lain dengan melembaikan jari­-jari tangan atau seluruh tangan dan telapaknya mengahdap ke bawah. Sama dengan di Afrika Selatan maka di Costarica jangan mengepalkan tangan dengan ibu jari tersembul diantara telunjuk dan jari tengah. Pada waktu makan kedua tangan harus ada di atas meja.
Di Elsavador jangan menunjuk seseorang dengan jari tangan atau mengarahkan kaki kearah orang lain. Hanya teman akrab yang dipanggil dengan tangan. Di Inggris isyarat berlebihan seperti menepuk punggung atau merangkul bahu dengan lengan harus dihindari.
Argyle dan mitra kerjanya menyatakan bahwa ketika orang bertemu, berbicara atau melakukan apa saja secara bersama-sama, maka tingkah laku ini harus dilihat sebagai “interaksi”. Ini menekankan betapa banyaknya faktor-faktor yang berbeda yang berperan di dalam hubungan antara orang-orang. Sebuah cara yang bagus untuk meneliti sebuah interaksi adalah menganalisis tiga unsur yang ada didalamnya yaitu konteks, teks dan subteks.
Konteks adalah situasi umum dimana pertemuan atau pertukaran antar manusia tersebut terjadi. Pergi makan siang adalah suatu peristiwa yang berbeda tergantung dengan siapa anda pergi makan siang. Makan siang singkat dengan teman sekerja di kantor atau makan siang dengan kekasih atau makan siang dengan calon kekasih, akan memiliki dinamika yang berbeda.Lain kali anda pergi ke restoran, cobalah gunakan pengetahuan anda tentang bahasa tubuh untuk menduga makan siang macam apa yang sedang dialami oleh pasangan di meja sebelah sana. Misalnya, perhatikan jarak antara mereka. Mungkin salah seorang diantaranya memegang buku catatan atau “alat kerja” lainnya pada meja makan untuk menunjukkan bahwa mereka kaum professional. Tetapi apakah mereka bergeser mendekat?.
Teks adalah kata-kata yang benar-benar diucapkan pada pertemuan. Kata-kata bukanlah segala-galanya. Jika anda hanya diberi catatan tentang apa yang diucapkan pada setiap interaksi, itu tidak akan memberikan kepada anda pemahaman yang penuh tentang apa yang terjadi. Bayangkan misalnya sebuah pasangan sedang makan siang. Catatan dua baris dari percakapan mereka yang anda dapatkan adalah :
Wanita : Saya mencintai kamu.
Pria : Sungguhkah?
Anda tidak mengetahui dari catatan tersebut apakah kalimat “Saya mencintai kamu” adalah pernyataan gairah yang tiba-tiba, kebenaran yang menyenangkan namun tidak mengherankan, atau sebuah sindiran karena wanita tersebut sedang marah. Kata-katanya sama : artinya berbeda.
Subteks terdiri atas intonasi dan bahasa tubuh yang digunakan. Yang seharusnya menyampaikan informasi yang serupa tentang kehangatan dan keintiman dari pertemuan tersebut. Orang tidak hanya tergantung pada kata-kata untuk mendapatkan sebuah gambaran tentang interaksi. Nada suara dan isyarat tanpa kata mempunyai lebih dari setengah bukti yang mendasari penilaian mereka tentang situasi. Jika isyarat tanpa kata berlawanan dengan apa yang diucapkan, orang akan cemas dan berpikir bahwa mereka mungkin sedang dikelabui.




















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


A.            Kesimpulan

1.    Dalam Faktanya Penelitian telah menunjukkan bahwa 80% komunikasi antara manusia dilakukan secara non verbal. Banyak interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam masyarakat yang berwujud nonverbal. Komunikasi nonverbal ialah menyampaikan arti (pesan) yang meliputi ketidakhadiran symbol-simbol suara atau perwujudan suara.Salah satu komunikasi non verbal ialah gerakan tubuh atau perilaku kinetic, kelompok ini meliputi isyarat dan gerakan serta mimic.
2.    Dalam prakteknya komunikasi non verbal dengan komunikasi verbal saling mendukung , komunikasi verbal perlu didukung dengan bahasa tubuh (komunikasi non verbal) agar pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami dan dimengerti, sehingga proses komunikasi .Demikian sebaliknya.
3.    Dalam banyak hal bahasa tubuh antara suatu negara dengan negara lain, maupun atar suku dalam suatu negara bisa berbeda sesuai dengan budaya masyarakatnya masing-masing

B.            Saran

1.    Kepada Aparatur Pemerintah khususnya para Pegawai Negeri Sipil (PNS), untuk mempelajari dan memahami komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal , dan dapat menerapkannya dalam praktek pelaksanaan tugas dan fungsi pelayan masyarakat.
2.    Kepada para widyaiswara yang bertanggung jawab terhadap proses belajar mengajar dikelas, untuk mewujudkan efektifitas pembelajaran maka perlu  memahami dan menerapkan komunikasi verbal maupun non verbal secara terintegrasi




DAFTAR PUSTAKA

Blake, Reed H. Haroldsen, Edwin O. 2003, Taksonomi Konsep Komunikasi, Surabaya, Papyrus
Clayton, Peter, 2003, Bahasa Tubuh dalam Pergaulan Sehari-hari. London, Part of Octopus Publishing Group Ltd.
Cohen, David, 1992, Bahasa Tubuh dalam Pergaulan, London, Sheldon Press, SPCK. Effendy, Onong U. 1989, Kamus Komunikasi, Bandung, Mandar Maju
Lim Nan Sen, Irwin. 1987, Bahasa Tubuh/Body Talk, Batam, Inter Aksara
Liliweri, Alo. 1994, Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar